b) Anemia defisiensi besi: darah tepi gambaran mikrositik hipokrom, serum iron menurun, ferritin menurun, Total Iron Binding Capacity (TIBC) meningkat. Terapi dengan suplementasi besi.
c) Anemia hemolitik: darah tepi anemia mikrositik hipokrom. Terdapat sel target dan anisopoikilositosis (bentuk sel bermacam-macam karena lisis), bilirubin indirek meningkat. Ikterik, splenomegali. Biasanya karena thalassemia. Pemeriksaan tambahan dengan elekroforesis Hb.
d) Anemia karena keganasan (leukemia): pansitopenia, leukosit meningkat namun abnormal. Blast positif, hepatomegali. Pemeriksaan tambahan denagn Bone Marrow Puncture (BMP). Ditatalaksana dengan kemoterapi.
e) Anemia aplastik: pansitopenia. Tidak ada organomegali. Pemeriksaan tambahan BMP- gambaran hipoplastik.
f) Anemia karena penyakit kronis: karena gangguan utilisasi besi. Anemia normositik normokrom.
g) Anemia pendarahan: normositik normokrom.
h) Anemia makrositik: karena defisiensi B12 (pada post op gastrointestinal), asam folat, liver disease.
i) kapan perlu transfusi? Hb<7
Mikrositik hipokrom → Serum Iron Studies
|
|
Low SI, Low Ferritin, High TIBC
|
Low SI, High Ferritin, Low TIBC
|
Anemia defisiensi besi
|
Anemia penyakit kronik
|
Normositik normokrom → Reticulocyte count
|
|
<2% (hypoproliferatif)
|
>2% (hyperproliferatif)
|
Leukimia
Anemia aplastik
|
Pendarahan
Anemia hemolitik
|
Makrositik → Megalocyte dan Neutrofil segmented
|
|
ada/megaloblastik
|
tidak ada/non megaloblastik
|
defisiensi B12
defisiensi asam folat
|
intoksikasi alkohol
sindrom myelodisplastik
penyakit liver
sindrom kongenital kegagalan sumsum tulang
|
No comments:
Post a Comment