Saturday, April 5, 2014

Anemia

a) klinis didapatkan mudah lelah, PUCAT, berdebar-debar, tinitus, sesak, pusing. Konjungtiva pucat

b) Anemia defisiensi besi: darah tepi gambaran mikrositik hipokrom, serum iron menurun, ferritin menurun, Total Iron Binding Capacity (TIBC) meningkat. Terapi dengan suplementasi besi.

c) Anemia hemolitik: darah tepi anemia mikrositik hipokrom. Terdapat sel target dan anisopoikilositosis (bentuk sel bermacam-macam karena lisis), bilirubin indirek meningkat. Ikterik, splenomegali. Biasanya karena thalassemia. Pemeriksaan tambahan dengan elekroforesis Hb.

d) Anemia karena keganasan (leukemia): pansitopenia, leukosit meningkat namun abnormal. Blast positif, hepatomegali. Pemeriksaan tambahan denagn Bone Marrow Puncture (BMP). Ditatalaksana dengan kemoterapi.

e) Anemia aplastik: pansitopenia. Tidak ada organomegali. Pemeriksaan tambahan BMP- gambaran hipoplastik.

f) Anemia karena penyakit kronis: karena gangguan utilisasi besi. Anemia normositik normokrom.

g) Anemia pendarahan: normositik normokrom.

h) Anemia makrositik: karena defisiensi B12 (pada post op gastrointestinal), asam folat, liver disease.

i) kapan perlu transfusi? Hb<7


Mikrositik hipokrom Serum Iron Studies
Low SI, Low Ferritin, High TIBC
Low SI, High Ferritin, Low TIBC
Anemia defisiensi besi
Anemia penyakit kronik

Normositik normokrom Reticulocyte count
<2% (hypoproliferatif)
>2% (hyperproliferatif)
Leukimia
Anemia aplastik
Pendarahan
Anemia hemolitik

Makrositik Megalocyte dan Neutrofil segmented
ada/megaloblastik
tidak ada/non megaloblastik
defisiensi B12
defisiensi asam folat
intoksikasi alkohol
sindrom myelodisplastik
penyakit liver
sindrom kongenital kegagalan sumsum tulang

No comments:

Post a Comment