Saturday, April 5, 2014

Epilepsi

a) klasifikasi
  • kejang parsial (fokal): berasal dari bagian tertentu dalam korteks serebri
    • Sederhana: tidak ada penurunan kesadaran. Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis, tergantung bagian korteks yang terlibat.Beberapa bentukan dapat muncul:
      • Kejang awalnya fokal lalu menyebar disisi yang sama
      • Kepala menengok kearah tubuh yang kejang
    • Kompleks: ada penurunan kesadaran (ditandai dengan amnesia). Gejalanya biasanya berupa bengong mendadak yang diikuti dengan automatisme dan kebingungan paska serangan.
    • Kejang tonik klonik umum sekunder (secondary generalized): kejang parsial yang berlanjut  menjadi kejang tonik klonik umum.

  • kejang umum: berasal dari seluruh hemisfer korteks serebri,kiri maupun kanan.
    • Absens/lena (petit mal): bengong  mendadak, tanpa aura , tanpa kebingungan pasca-serangan. Berlangsung hanya sebentar (<20 detik), bisa disertai automatisme maupun tidak.
    • Mioklonik: kedutan motorik aritmik/ melempar barang/ gerakan seperti kaget (tidak teratur)\
    • Klonik: kedutan motorik ritmik (teratur), lebih lama dari mioklonik
    • Tonik: ekstensi atau fleksi tonik mendadak pada kepala, badan atau ekstremitas
    • Tonik-klonik umum primer (grand mal): kejang berawal sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan bawah yang berlangsung beberapa detik, kemudian menjadi gerakan klonik ritmik, dengan kebingungan paska serangan.
    • Atonik: hilangnya tonus postural tubuh secara mendadak (pasien tiba-tiba jatuh)
b) etiologi: seringkali idiopatik. Tapi bisa juga sebagai bagian dari sebuah sindrom keturunan, malformasi kongenital, infeksi, trauma kepala, stroke, tumor, dan penyakit degeneratif lain.

c) tampilan klinis: kejang berulang tanpa demam

d) penunjang elektroensefalografi

e) tatalaksana: asam valproat (kalau kejang parsial lini pertamanya carbamazepine)

No comments:

Post a Comment