Monday, April 14, 2014

Tinea dan Pitiriasis

a) etiologi: jamur dermatofit (hanya menyerang jaringan berkeratin) yaitu Microsporum, Epidermophyton, dan Tricophyton

b) tampilan klinis beberapa jenis tinea yang sering ditemukan
  • Tinea kapitis: Alopesia dan skuama di kepala (grey patches). Bila rambut patah tapi akarnya masih tersisa, maka akan terlihat seperti titik-ririk hitam (black dot). Bila terjadi reaksi inflamasi, maka akan membentuk massa yang terlihat basah dan kotor (kerion).
  • Tinea korporis: plak eritema berbatas tegas dengan skuama dan tepi lebih aktif (central healing). Distribusi di kulit tubuh yang tidak termasuk kepala, tangan, kaki, dan selangkangan.
  • Tinea kruris: lokasi di selangkangan. Berhubungan dengan pakaian ketat, kelembaban tinggi, dan suhu tinggi. Biasanya  gatal. Tampilannya berupa plak eritema berbatas tegas dengan skuama dan tepi lebih aktif.
  • Tinea pedis: ada beberapa bentuk. Yang paling sering ditemukan adalah bentuk interdigiti, dimana terdapat eritema, skuama, maserasi, dan fisura di antara jari kaki. Terasa gatal dan nyeri.
c) penunjang
  • Tes KOH (10% untuk rambut, 20% untuk kulit dan kuku): hifa panjang bersekat
  • Lampu Wood: kunig kehijauan
 d) tatalaksama
  • tinea kapitis: griseofulvin oral
  • tinea korporis, cruris, dan pedis: antifugal topikal (clotrimazole, ketoconazole, miconazole).
e) penyakit yang berhubungan: Pitiriasis versikolor, juga disebut tinea versikolor
  • etiologi: Malassezia furfur (dahulu dikenal sebagai Pithyrosporum ovale). Sebenarnya dia adalah flora normal kulit.
  • tampilan klinis: distribusi di dada, punggung, dan perut. Berupa makula hiper- atau hipo-pigmentasi numular multipel dengan skuama halus.
  • penunjang
    1. KOH: hifa pendek dengan spora bergerombol
    2. Lampu Wood: kuning keemasan.
  • tatalaksana: Selenium sulfida atau antifungal topikal. Lesi luas bisa dengan antifungal oral.

No comments:

Post a Comment