b) klinis: curiga pada diare kronik, candiadisis oral, dan infeksi oportunis lainnya.
c) penegakan diagnosis dengan pemeriksaan HIV (ELISA, western-blot), penilaian selanjutnya untuk terapi dan pemantauan dengan pemeriksaan CD4.
d) tahapan infeksi HIV:
- infeksi HIV akut- 2-6 minggu setelah terinfeksi- sindrom retroviral akut/flu-like symptoms. Window period (periode jendela)- hingga 3 bulan- sudah dapat menularkan HIV, pemeriksaan antibodi pada tahap ini hasilnya negatif.
- infeksi HIV asimtomatik (masa laten)- tidak ada gejala, tapi pemeriksaan antibodi sudah positif, dapat hingga 10 tahun.
- Limfadenopati persisten menyeluruh- nodus limfe berdiameter >1 cm pada 2 atau lebih daerah ekstrainguinal selama lebih dari 3 bulan.
- Infeksi HIV simtomatik (AIDS)- CD4 <200
e) stadium klinis HIV berdasarkan WHO:
- stadium 1: asimtomatik, limfadenopati generalisata persisten
- stadium 2: BB turun <10%, herpes zoster, ulkus oral berulang, dermatitis seboroik, infeksi jamur kuku.
- stadium 3: BB turun >10%, diare kronik >1 bulan, demam >1 bulan, kandidiasis oral, TB paru.
- stadium 4: HIV wasting syndrome (BB turun >10%+ diare kronik >1 bulan+ demam>1 bulan), PCP, TB ekstra paru.
f) CD4 <350 harus mendapat ARV. Regimen utamanya Zidovudin (AZT) + Lamivudin (3TC) + Nevirapine/Efavirene.
No comments:
Post a Comment