Saturday, April 5, 2014

Human Imunodeficiency Virus (HIV)

a)  penularan melalui darah dan hubungan seksual.

b) klinis: curiga pada diare kronik, candiadisis oral, dan infeksi oportunis lainnya.

c) penegakan diagnosis dengan pemeriksaan HIV (ELISA, western-blot), penilaian selanjutnya untuk terapi dan pemantauan dengan pemeriksaan CD4.

d) tahapan infeksi HIV:
  • infeksi HIV akut- 2-6 minggu setelah terinfeksi- sindrom retroviral akut/flu-like symptoms. Window period (periode jendela)- hingga 3 bulan- sudah dapat menularkan HIV, pemeriksaan antibodi pada tahap ini hasilnya negatif.
  • infeksi HIV asimtomatik (masa laten)- tidak ada gejala, tapi pemeriksaan antibodi sudah positif, dapat hingga 10 tahun.
  • Limfadenopati persisten menyeluruh- nodus limfe berdiameter >1 cm pada 2 atau lebih daerah ekstrainguinal selama lebih dari 3 bulan.
  • Infeksi HIV simtomatik (AIDS)- CD4 <200

e) stadium klinis HIV berdasarkan WHO:
  • stadium 1: asimtomatik, limfadenopati generalisata persisten
  • stadium 2: BB turun <10%, herpes zoster, ulkus oral berulang, dermatitis seboroik, infeksi jamur kuku.
  • stadium 3: BB turun >10%, diare kronik >1 bulan, demam >1 bulan, kandidiasis oral, TB paru.
  • stadium 4: HIV wasting syndrome (BB turun >10%+ diare kronik >1 bulan+ demam>1 bulan), PCP, TB ekstra paru.

f) CD4 <350 harus mendapat ARV. Regimen utamanya Zidovudin (AZT) + Lamivudin (3TC) + Nevirapine/Efavirene.

No comments:

Post a Comment