b) klinis: batuk, sesak nafas, nyeri dada saat bernafas, pleural friction rub, fremitus melemah, perkusi redup, auskultasi menurun.
c) pemeriksaan tambahan: pada foto polos didapatkan sudut costophrenicus tumpul.
d) tatalaksana:
- bila simptomatik, lakukan pungsi pleura (torakosentesis diagnostik) untuk membedakan transudat dan eksudat. Cairan pleura dikultur dan tes resistensi. Bila eksudat pengobatan berdasarkan hasil kultur dan tes resistensi.
- transudat biasanya asimptomatik dan sembuh sendiri jika penyakit penyebabnya ditatalaksana
- bila penyebabnya infeksi, antibiotik saja cukup, kecuali jika luas (>1/2 hemitoraks) atau empiema
- Pleurodesis untuk efusi refrakter akibat keganasan
- transudat
- CHF
- Perikarditis konstriktif
- Sirosis
- eksudat
- Infeksi (pneumothorax, TB)
- Keganasan
- Emboli paru
- Penyakit vaskular kolagen (RA, SLE)
- Penyakit GI (pankreatitis, ruptur esofagus, abses abdomen)
eksudat apabila (kriteria Light):
- rasio protein pleura: protein serum > 0,5
- rasio LDH pleura: LDH serum > 0,6
- kadar LDH pleura > 2/3 kadar normal tertinggi serum (200 IU/l)
- bila hasil meragukan (misal memenuhi kriteria Light tapi pasien ada CHF atau sirosis)- periksa gradien kadar albumin serum: albumin pleura- eksudat bila < 1,2 g/dl
No comments:
Post a Comment